Ciri-Ciri Kerusakan Pada Kornet Daging Sapi

 



Kornet daging sapi yang ada di pasaran biasanya dikemas dengan kaleng. Karena kaleng mempunyai sifat yang baik sebagai pengemas karena mampu menahan gas, uap air, jasad renik, debu, dan kotoran. Kaleng juga memiliki kekuatan mekanik yang tinggi, tahan terhadap perubahan suhu yang ekstrem, dan toksisitasnya relatif rendah. Waktu penyimpanan  daging kornet dalam kaleng dapat mencapai 2 tahun atau lebih, tergantung proses pengolahan, jenis kaleng, penyimpanan, dan distribusi. Bakteri patogen yang sering terdapat pada makanan seperti E. coli dan Salmonella bertanggung jawab untuk jutaan kasus keracunan makanan setiap tahunnya. Dan sebagian kasus keracunan makanan disebabkan oleh daging yang kualitasnya sudah buruk, atau daging busuk. Daging yang masih segar saja bisa terkontaminasi bakteri, apalagi daging yang kualitasnya buruk dan sudah mulai busuk..

Kebusukan dalam kornet daging sapi kaleng pasti terjadi, mungkin dapat disebabkan oleh proses pembuatan yang tidak benar, kebocoran wadah karena penutupan yang kurang baik, atau penyimpanan pada suhu yang tidak tepat dan terlalu lama. Dan yang harus diperhatikan adalah kemasannya. Usahakan jangan membeli daging kornet jika  kondisi kemasan sudah penyok, sudah muncul karat di bagian penutupnya, atau bahkan muncul lubang kecil. Jika tanggal kadaluarsa pada suatu produk maka tidak bisa dikonsumsi lagi.

Dan secara umum, ciri-ciri yang dapat digunakan untuk menilai kualitas daging kornet dalam kaleng adalah sebagai berikut:

1. Flat sour atau kebusukan

Apabila produk di dalam kaleng memberikan cita rasa asam karena adanya aktivitas mikroba tanpa memproduksi gas, kebusukan tersebut dikenal dengan sebutan flat sour (kaleng tetap datar, tidak menggembung, tetapi produk menjadi asam). Jenis kebusukan ini disebabkan oleh aktivitas spora bakteri tahan panas yang tidak terhancurkan selama proses sterilisasi. Hal ini bisa terjadi akibat sanitasi selama pengolahan yang buruk atau karena proses pengolahan tidak tepat.

2. Penggembungan Kaleng (Swells)

Kaleng yang gembung dapat terjadi akibat terbentuknya gas di dalam wadah karena adanya pertumbuhan dan aktivitas mikroba. Adanya gas tersebut menyebabkan meningkatnya tekanan di dalam kaleng, sehingga kaleng menjadi gembung pada bagian tutup dan dasar kaleng. Kaleng yang gembung dapat juga disebabkan oleh penuhnya pengisian kornet, sehingga tidak cukup adanya ruang kosong di dalam kaleng. StackBurn – Stack burn terjadi akibat pendinginan yang tidak sempurna, yaitu kaleng yang belum benar-benar dingin sudah disimpan. Produk di dalam kaleng biasanya menjadi lunak, berwarna gelap, dan menjadi tidak dapat dikonsumsi lagi.

3. Kaleng yang penyok

Kaleng yang penyok dapat mengakibatkan terjadinya lubang-lubang kecil yang merupakan sumber masuknya mikroba pembusuk. Kemungkinan penyoknya kaleng kornet daging sapi dapat disebabkan oleh benturan-benturan mekanis akibat perlakukan kasar, baik selama proses pembuatan, penyimpanan, pengangkutan, atau pemasaran. Sebagai konsumen yang kritis, sebaiknya Anda tetap waspada dengan tidak memilih sotiap produk yang kalengnya dalam keadaan tidak normal.

4. Kebocoran pada kaleng

Bocornya kaleng disebabkan deh sambungan kaleng yang kurang rapat, penyolderan kurang sempurna, atau tertusuk oleh benda tajam. Biasanya kaleng yang bocor ditandai dengan tumbuhnya mikroba dan timbulnya bau kurang sedap. Kaleng oval umumnya lebih jarang mengalami kebocoran daripada yang berbentuk silinder.

5. Kaleng yang berkarat

Kaleng yang berkarat dapat mencerminkan bahwa produk tersebut telah lama diproduksi atau disimpan pada tempat yang kurang tepat (keadaan lembab).



 

0 komentar:

Posting Komentar

 
  • Seafood Bakar © 2012 | Designed by Rumah Dijual, in collaboration with Web Hosting , Blogger Templates and WP Themes